Stephanie Frappart dipastikan akan menjadi wasit wanita Euro 2020 sekaligus berbagai ajang kejuaraan sepakbola di tanah Eropa. Pihak UEFA telah memastikan hal ini dengan mengeluarkan daftar wasit resmi yang bertugas pada perhelatan ajang ini.
Sang wasit berkebangsaan Perancis tersebut awalnya tidak dicantumkan dalam daftar 51 wasit yang telah ditunjuk untuk perhelatan Euro 2020. Meski demikian, ia akhirnya ditunjuk sebagai petugas pendukung. Kewajibannya antara lain bertindak sebagai ofisial keempat atau cadangan asisten wasit pada perhelatan ajang kompetisi tersebut.
Perjalanan Frappart Sebelum menjadi Wasit Wanita Euro 2020
Dalam dua tahun terakhir ini, Frappart telah menjadi wasit wanita pertama yang memimpin laga Liga Champions pria. Bahkan ia juga ditunjuk memimpin laga Liga 1 Perancis, juga untuk pria. Perjalanan karirnya juga mencantumkan bahwa ia pernah memimpin laga Belanda kontra Latvia pada bulan Maret lalu. Kala itu, ia merupakan satu-satunya wanita yang pernah memimpin laga sepakbola pria pada babak kualifikasi Piala Dunia.
Pada tahun 2019, sang wasit yang kini berusia 37 tahun memimpin laga Super Cup UEFA antara Liverpool dan Chelsea. Di samping itu, wasit wanita Euro 2020 ini juga memimpin laga final Piala Dunia yang mempertemukan Belanda dengan Amerika Serikat.
Berbagai ajang penting lainnya dari Sang Wasit Wanita Euro 2020
Ia juga pernah didapuk memimpin laga antara Leicester City dengan Ukraina. Laga ini sekaligus menjadi debutnya di ajang Liga Eropa pada bulan Oktober lalu. Sementara pada awal bulan April ini, salah satu rekannya, Rebecca Welch dipercaya untuk memimpin salah satu laga Liga 2 yang mempertemukan Harrogate Town dengan Port Vale.
Di samping itu, UEFA juga telah menunjuk Michael Oliver dan Anthony Taylor sebagai bagian dari 18 wasit untuk perhelatan Euro 2020. Ajang ini sendiri dijadwalkan akan berjalan sejak tanggal 11 Juni 2021 mendang.
Persiapan Euro 2020
Menjelang perhelatan Euro 2020, UEFA telah mengeluarkan keputusan untuk menunda pemilihan kota tuan rumah penyelenggaraan. Hal ini harus diambil mengingat masih belum ada kepastian dari pemerintah setempat perihal diperbolehkannya akses penonton untuk menyaksikan laga.
Salah satunya adalah pemerintah Irlandia yang masih belum membeirkan lampu hijau. Permintaan UEFA yang menuntut adanya 25% kapasitas stadion untuk diisi oleh penonton dianggap masih terlalu dini.