Piala Dunia 2022 belum resmi dimulai, tapi persaingan untuk mendapatkan hak sebagai tuan rumah Piala Dunia 2030 sudah dimulai. Salah satu negara yang dikabarkan tengah berjuang untuk mendapatkan hak tersebut adalah Arab Saudi. Sayangnya, upaya negara asal Timur Tengah tersebut mendapatkan halangan di tengah kritik yang mengaitkan negara tersebut dengan dugaan pelanggaraan hak asasi manusia secara masif.
Upaya Arab Saudi Amankan Tuan Rumah Piala Dunia 2030
Arab Saudi berpeluang menyelenggarakan Piala Dunia 2030. Isu ini diperkuat dengan kabar bahwa perwakilan pemerintah dari negara tersebut tengah berupaya untuk mengamankan kans mereka untuk mendapat kepercayaan tersebut. Tapi, di saat yang bersamaan muncul kekhawatiran dugaan bahwa upaya menggelar kompetisi akbar olahraga ini tak lain dan tak bukan adalah upaya untuk menutupi dugaan tindak kejahatan yang terjadi di negara tersebut.
Catatan buruk Arab Saudi terkait hak asasi manusia menjadi catatan serius di balik upaya pemerintah negara tersebut. Belum lagi eksekusi massal yang dilakukan di negara tersebut memantik kritik besar dari berbagai negara di seluruh dunia. Kabar terakhir menyebutkan sekitar 81 narapidana dipenggal dalam waktu sehari pada bulan Maret lalu.
Bergabung dengan Negara Lain demi Piala Dunia 2030
Arab Saudi pun tidak sendiri. Negara tersebut juga tengah menjalin kerjasama dengan Mesir dan Yunani untuk bersama-sama menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030. Rumor ini sebenarnya sudah beredar sejak 2021 silam. Kini, upaya gabungan tersebut bahkan kabarnya sudah mulai bergeser dengan pihak Arab Saudi mempertimbangkan untuk menggabungkan diri dengan Italia. Tak hanya itu, Arab Saudi juga bahkan disebut-sebut berharap untuk bisa menyelenggarakan Olimpiade di masa mendatang.
Terkait hal ini, pihak Amnesti Internasional melemparkan kritik mereka. Manajer Kampanye Risiko Perorangan dari Amnesty International Inggris mengatakan pandangannya. Menurut pihaknya, sangat mungkin pihak Arab Saudi berharap untuk menyelenggarakan Piala Dunia 2030 sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dunia dari tindakan kriminal yang diduga mereka lakukan.
Berbagai Persiapan Digencarkan
Sementara itu, menurut laporan yang diberikan Fun88 Indonesia, Menteri Pemuda dan Olahraga Mesir, Ashraf Sobhi melakukan pertemuan gabungan dengan mitranya dari pemerintah Yunani dan Arab Saudi. Pertemuan tersebut diagendakan utnuk membicarakan langkah-langkah yang diperlukan terkait penawaran tersebut.
Pad bulan Agustus lalu, sang perwakilan pemerintah Mesir tersebut mengatakan kepada pihak media bahwa pemerintah Mesir tengah berupaya untuk menyelenggarakan Piala Dunia 2030. Tak hanya itu, rencana yang sama juga diharapkan untuk terwujud dengan berbagai turnamen olahraga lainya di masa mendatang.
Sebagai sebuah negara, Arab Saudi memang tengah menajdi sorotan. Negara yang berasal dari kawasan Timur Tengah tersebut memiliki rekam jejak hak asasi manusia yang penuh dengan catatan. Negara tersebut diduga menggunakan penyelenggaraan turnamen sepakbola untuk menutupi atau mengalihkan perhatian dunia dari dugaan tindakan kejahatan hak asasi manusia yang terjadi di negara tersebut. Salah satunya adalah eksekusi massal yang dilakukan secara brutal, yang kabarnya menargetkan jurnalis dan pihak-pihak yang menentang hukum di negara tersebut. Bahkan negara tersebut, melalui berbagai individu dan lembaga, diperkirakan kini memegang kontrol efektif atas Newcastle United serta beberapa ajang olahraga lainnya.